Jago Seni Henna
MEMANG tidak banyak orang yang pandai melukis. Apalagi melukis di atas kulit manusia. Tentu terbayang bagaimanan sulitnya. Seni ini bukannlah seperti yang banyak orang ketahui sebagi gambar permanen di kulit (tatto). Seni ini lebih disebut henna. Saat melukis diatas tangan dan biasanya henna ini digunakan oleh perempuan untuk perayaan atau upacara keluarga.
Nur Laili Kamila, perempuan dengan postur tubuh besar ini ternyta memiliki kemampuan yang tidak semua orang bisa. Ya, melukis henna. Seni lukis yang menggunakan pacar kuku sebagai mediannya dan tangan seseorang sebagai objeknya.
Laili panggilan akrabnya, menekuni dunia sejak masih duduk disekolah menengah atas. Sejak itu, di gandrung akan seni yang tidak banyak orang bisa ini.
Diakuinya, pertama kali kecendrungannya mempelajari henna teresebut saat dirinya diajak untuk menemani bibinys untuk menghias pengantin. saat itu dia melihat ada seseorang yang melakukan aktivitas menghenna disebelahnya.
Secara cermat dia mengamati, satu demi satu henna yang diletakkan secara perlahan oleh sang pembuat ke tangan pengantin. "Selain melihat, saya juga banyak brtanya saat itu. Ya, tujuannya sih agar bisa melakukan sendiri," katanya.
Baru setelah itu, dia mencoba untuk memperaktikan apa yang dilihat dan dia pelajari saat itu. Koreban pertamanya ada sang Ibu. Laili memang sangat akrabnya dengan Ibunya, pantas saja, jika yang menjadi tempat percobaan menghenanya ada Ibunya sendiriu hisnintinya.
Baru setelah merasa mahir dengan seni menghenna ini, LaILI mencoba memperaktiakn terhadap teman satu kelasnya. Alahsil, banyak temaan yang suka dengan henna saya." jelasnya.
Selang waktu berlalu. Kabar dari bibir ke bibir sampai kebanyk orang jika Laili bisa meng-henna. dengan begitu, peluang bisnis pun mulai terlihat. Daia sering dipanggil untuk melakukan henna terhadap tetangganya yang akan menikah.
Dia mengatakan, untuk yang didapat juga lumayan banyak. Karena yang dihitung bukian berapa banyak henna yang digunakan. Melainkan seberapa sulit motif yang diinginkan. "kalau mintanya sulit, tarif yang diambil juga lebih mahal," katanya.
Menurutnya, menghenna itu menghenna itu membutuhkan kesabran ekstra. Mengapa tidak, cairan yang digunakan untuk melukis henna itu tidak menggunakan sketsa atau semacamnya. Sehingga, jika ada kesalahan, motifnya juga tidak akan sempurna.(mar/ras)
Sumber: Jawa Pos Radar Semeru, Kamis 8 September 2016
Komentar
Posting Komentar