Pengin Jadi Arsitek
Mararetha Aprialiasari perempuan yang sedang menyelesaikan pendidikannya disekolah kejurusan di Lumajang ini, memiliki keinginan yang besar untuk menjadi seorang arsitek. Keinginan itu muncul dari bakatnya dalam mendesain rumah ataupun ruanganan.
Menjadi seorang arsitek menurutnya, merupakan profesi yang tidak banyak dibincangakan orang. Apalagi di Lumajang. Banyak yang mengira arsitek itu hanya pekerja bangunan saja. "Kalau orang disini kan kebanyakan melihat arsitek itu tukang bangunan," katanya.
Namun berbeda dengan sudut pandangany. Menurutnya, arsitek itu yang menentukan letak dan lokasi benda akan diletakkan. Bahkan, dia menambahkan jika seorang arsitek juga menentukan kuat atau tidaknya bangunan tersebut berdiri. Namun, bukan bidang itu yang ingin di dalamnya. Retha lebih memilih menjadi arsitek dengan keahlian sebagai desain interior rumah.
Mengapa lebih memilih itu? kata dia, sebenarnya tidak ada yang membedakan antara arsitek bangunan dan arsitek interior. Namun, memiloiki keahlian dalam bidang desain yang membuatnya memilih untuk menjadi arsitek interior.
Istilah itu bisa disebut dengan penata ruangan. Menurutnya tidak sembrangan menciptakan suasana rumah menjadi indah. Butuh ketetapan dalam melakukannya. "apalagi membuat suasana rumah nyaman. Itu memerlukan keahlian dalam mengatur basesoris di dalamnya," terangnya.
Dia menuturkan, banyak rumah yang memiliki halaman luas dan banhgunan yang super besar. Namun, tidak memiliki daya tarik yang ditunjukkandari rumah tesebut. Itu lantaran penataan yang dilakukan tidak sesuai dengan suasana sekitar.
Sehingga, manfaat dan memberikan sentuhan asesoris memang diperlakukan untuk memperindah suasana rumah. " Kan lagi musim sekrang itu, rumah dengan taman kecil dan koilam kecil," unghkapnya.
Hal itu yang disebutnya sebagai desain interior rumah. Selain itu, penataan ruang rumah juga ikut menentukan. Sehingga, membuat kondisi dan suasana rumah menjadi lebih menarik.
Namun, sangat disayangkan. keinginnanya tersebut terhalang. Lantaran orang tuanya yang tidak memberikan izin untuk melanjutkan kuliah di jurusan tersebut. "Tapi orang tua tidak mendukung dengan keinginan saya," ucapnya.
Meski demikian, keinginan untuk menjadi seorang arsitek tetap ada dalam benaknya. Dan akan secara perlahan disampaikan pada orang tuanya. Hingga restu untuk melanjutkan kuliah dengan jurusan tersebut tak lagi jadi tanda tanya.
Namun, semagatnya sama sekali tidak kendor. Semua tetap dilalui sesuai dengan keinginannya. Bahkan, saaty ini retha lebih berkonsentrasi mendalami desainnya untuk menunjang cita-cita nya. "etap optimistis. Biar jadi arsitek sukses," tutupnya(mar/ras)
Sumber: Jawa Pos Radar Semeru, Kamis 1 September 2016.
Komentar
Posting Komentar