Nyambi Merias
Saat ini banyak mahasiswa meluangkan waktu senggangnya untuk melakukan pekerjaan sampingan. Hal tersebut ditunjukkan Falqottul Mala. Perempua asal Lumajang yang sedang menyelesaikan kuliahnya di jember ini punya aktifitas sampingan, menjadi perias.
Menjadi perias awalnya dengan menerima rias wisuda. Itu dilakukan untuk mengisi waktu luang nya sebagai mahasiswa. Dia mengaku semua itu berawal dari kegemarannya ber make-up. Saat ini kegemaran itu dilakukan untuk dirinya sendiri. "saya hobi dandan, biasanya kalau tidak ada kegiatan saya main dandan-dandanan" katanya.
Karena kebiasaan itu, akhirnya kegemarannya ber make-up diketahui oleh teman teman kuliahnya. Alhasil, dia diminta untuk merias salh satu temannya yang saat itu akan diwisuda. "Awalnya hanya etman-teman sendiri," Akhirnya.
Dari teman-temannya sendiri," akunya.
Dari teman-temannya itulah, merias menjadi kegiatan yang menghasilkan rupiah bagi dirinya. "Sekarang sudah lumayan banyak yang minta untuk di make-up, Hasilnya lumyan untuk menambah unagn jajan," tambah perempuan kelahiran Lumajang 9 Februari 1997 ini.
Selain menerima pesanan make-up untuk wisuda, diakuinya juga sering nmenerima pesanan untuk merias festifal dan acara rutin anak-anak TK."seperti kartini-kartinian, ada Tk yang meminta saya untuk merias teranya. Hal tersebut juga dia dilakukan agar kegemarannya dalam dunia rias lebih berkembang.
Selain suka make-up, dia mengaku sangat menyukai semua hal yang berbau seni. Seni terapan sampai seni melukis jadi hobi yang sehari hari ditekunu. Juga sama. Yakni untuk mengisi waktu kosong
Kegemarannya dalam bidang seni tersebut bukanlah tidak beralasan, perempuan yang juga aktif dalam organisasi kedaerahan di Lumajang ini sudah melatih dirinya dibidang seni sejak kecil. "Sejak kecil saya suka mnggambarn, eh ketika sudah menjadi mahasiswa malah meriasnya yang lebih laku," terangya.
Utrusan kepuasan dari hasil kerjanya merias, dia dapat merasakannya ketika orang lain tersenyum gembira. Iu terbukti hasil riasannya memuaskan bagi orang lain.
Kendala yang biasa dihadapi dalam merias. Menurut dia, tidaklah seberapa. Karena pekerjaan sebagai seorang perias merupakan pekerjaan sampingan untuk mengisi waktu kosong disela-selanya menjadi mahasiswa.
Hanya saja dia mengaku sering jengkel dengan pelanggan yang banyak maunya. Apalagi pada pelanggan yang merasa punya konsep make-up sendiri. Padahal konsep yang dibawa itu tidaklah cocol dengan pola wajah mereka. "Kalau sudah seperti itu, hasilnya tidak akan maksimal," katanya.
"Kan saya paham mau diseperti apakah wajahnya biar jadi cantik. Kalau banyak maunya, terus hasil make up jelek jadinya saya juga nanti yang disalhkan," tambahnya.(mar/ras).
Sumber: Jawa Pos Radar Semeru, Selasa 6 September 2016
Komentar
Posting Komentar