Kuncinya Sungguh-Sungguh



TIDAK ada yang namanya bakat. Itu yang dikatakannya ketika ditanya mengapa bisa menghafal alquran. menurutnta, manusia dibekali potensi yang sam untuk belajar. Haqnya bagaimana caranya manusia itu mau bersungguh-sungguh dalam belajar. Dan kesungguhan itu akan membawa manusia ada kesuksesan, apapun bidangnya.

Itulah yang diyakina Ita Ayu Avita Sari. gadis kelahiran Lumanjang 1 Juli 2016 ini memiliki prestasi dalam bidang alquran. Meski mengaku tak punya bakat, diam-diam dia adalah huffadz alis orang yang menghafal alquran.

Meski tak pernah ikut dalam perlombaan, perempuan yang satu ini memang memiliki kegemaran dalam menghafal setiap ayat dari alquran. Kegemarannya itu karena terinspirasi dari orang tuannya.

Yakin dengan Sungguh-Sungguh Ada Jalan

Ayu memng terlahir dari keluarga yang agamis. Sehingga, dalam keluarganya menjadi menghafal alquran itu merupakan keharusan. "Meski tidak sampai 30 jus yang penting berusaha untuk terus  menghafal," katanya.

Ayu memiliki cara tersendiri untuk mempertahankan hafalannya. antar lain istiqomah dalam membacanya dan sering menakrir bacaan atau mengulang hafalan. Taktik itu yang membuatnya bisa mempertahankan hafalan setiap ayatnya.

Saat ini dia mengaku tidak begitu banyak yang dihafalkan. 10 jus bacaan alquran yang sudah diluar kepalanya. "Alhamdulillah, sekrang masih 10 jus,' katanya merendah.

Menurutnya, kesulitan untuk menghafal alquran itu memng tidak bisa dihindari. Yang paling sering dirasakan adalah lupa mdengan bacaan selanjutnya. Atauy bahkan, membaca saslah satu ayat kemudian nyambung ke ayat yang lain.

Kondisi itu yang sering dialami oleh kebanyakan huffadz. Hal itu karena dalam alquran banyak yang ditemui ayat yang hampir mirip dengan ayat yang lain. "Kalu sudah begitu, lebih sering diulang saja membacanya," terangnya.

Saat ini, Ayu masih duduk di bangku sekolah menengah kejuruan di Lumajang. Namun, dia bertekat setelah lulus, akan meneruskan kuliah yang sesuai denagn bidang alquran. Sehingga, tidak hanaya menjadi huffadz tapi juga mengerti kandungan makna alquran.

Ternyta tidak hanya menghafal alquran. Ayu juga mewarisi kemampuan kedua orang tuannya yaitu qiroatu quran. Ayu mengaku mulai diajari qiroat sejak sekolah dasar. "Kedua orang tua mengajari saya qiroat. Memng bapak dan ibu bisa qiroat," kata anak perempuan pasangan Tumper dan Sri Ningsih ini.

Ayu mengaku dirinya tidak punya bakat dengan apa yang ia bisa saat ini. Setiap orang dilahirkan dengan potensi yang sama. Karena kemauan belajar dan kesempatan yang diberikan, sehingga, dirinya memiliki kemampuan tersebut.

Modalnya hanyalah bersungguh-sungguh. Dari sungguh-sungguh itulah setiap oramng akan memunculkamn kemampuan yang ada dalam dirinya.

Dan ketika itu terus terus dikembanggakan, bukan tidak mungkin akan bisa menjadi prestasi yang membanggakan. 'Saya bercita-cita menjadi orang yang sukses. Tapi tidak tau menjadi apa. Namun, yang saya tahu jika terus bersungguh-sungguh," Pungkasnya.(mar/ras)

Sumber: Jawa Pos Radar Semeru, Senin 19 September 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Susahnya Mengajar Anak TK

Dituntut Perfect

Jadi Storyteller