English My Fist Love
"SEGALA sesuatu yang berkenaan dengan bahasa inggris saya suka, "kata peempuan yang lahir di Lumajang 29 Oktober 1998 ini. Jawaban itu yang pertama kali muncul ketika di tanya apa yang paling disukainya saat ini.
Cita-Cita lanjut ke Luar Negeri
Dia mengatakan, kesukaaan terhadap bahasa inggris sudah muncul sejak dirnya masih kecil. kedua orang tuanya, mengajarkan hal itu sejak dia masih belum memasuki dunia pendidikan.Bahkan, dia mengakui jika bahasa inggris adalah cinta pertamanya. "English is my first love," katanya.
Anak pertma pasangan Zainullah Hasan dan Ilmyah ini, mulai mengerti jika memiliki bakat di bidang itu sejak dirinya beranjak dewasa. Dia mulai menyadari hal itu, karena selama ini dia bisa mengembangkan potens yang dimilikinya.
Hal itu di buktikannya dengan masuk disalah satu program yang berkonsentrasi ke bidang bahasa inggris. Dia menuturkan , saat itu masih duduk di bangku sekolah menengah atas, program itu merupakan dambaan bagi setiap siswa.
Menurutnya, tidak semua siswa bisa masuk dalam program tersebut. Hanya siswa pilihan bisa tergabung dan belajar untuk lebih mendalami baha inggris. "Saat itu saya sangat mengidamkan unuk masuk di program itu" aknirnya.
Bahkan, sangking kepinhinnya persiapan untuk bisa masuk dilakukannya jauh juah hari. Mirip seperti ujian nasional, segala materi yang di dapatkan sebelumnya di pelajarnya kembali. Sampai akhirnya dia lulus dan bergabung bersama murid murid lain yang terpilih.
Meski merasa senang dengan hasil yang di dapat, Muzay mengakui pertama kali mengikuti program tersebut dirinya merasa tertekan. "targetnya berat dan diselesaikandalam waktu singkat," kata perempuan berhijab ini.
Namun, dia tidak menyerah. Sekuat tenaga dia perjuangkan, karena hal itu ,merupakan kenginannya sendiri. Dana secara tidak langsung harus di pertanggung jawabkan denagn nilai kelulusan "Ini kenginan sendiri, dan harus diselesaikan, ujarnya..
Memang, usaha keras tida akan membohongi hasil. Apa yang di kerjakan secara sungguh sungguh akan membuahkan hasil yang maksimal. Muzay menjadi lulusan terbail dalam program tersebut.
Meski begitu, dia mengakui ilmu yang di milikinyamasih kurang. Ada beberapa target yang masih belum diselesaikannya. "ini masih jauh saya masih kuarang puas dengan kemampuan sekrang," ungkapnya.
Menurutnya, keinginan terbesarnya mempelajari Bahasa Inggris, adalah untuk membanggakan kedua orang tuannyan. "Semua ini, saya lakukan untuk kedua orang tuanya, paparya.
Bahkan, dia bertekat akan mengambil sebuah studi di luar Negri untk memperdalam pengatahuannya tentang Bahaa inggris. "Keingininan untuk nisa mendapat beasiswa dan pergi keluar negri," tutupnya. (mar/ras)
Sumber: Jawa Pos Radar Semeru, Rabu 12 Oktober 2016
Komentar
Posting Komentar