Jualan Ke Luar KOta



MEMILIKI bisnis pakain dan segala macam keperluan perempuan membuat Efina Muzayyaroh Azizah, tidak mau hanya berdiam dan memasarkan agangannya di lingkup Lumajang. Dia memilih lebih menjajaknkan daganganya ke luar kota.

Tidak secra langsung memng, Fina menjajankan dagangannya keluar kota melalui internet. Dia menggunkan beberapa media sebagai lapak untujnya berjualan," katanya.

Ibuk dari satu anak ini mengungkapkan, bisnisnyadalam fashion wanita itu sudah sejak beberapa tahun lalu. Dalam menjalankan bisnis tentu banyak pesaing. Hal itu yang menadi latar belakang dirinya memasarkan dagangannya kelurkota.



Dia menilai, Lumajang persaingan pakaian perempuan itu sangat banyak. Sehingga, fina mempunyai insiatif untuk melebarkan sayapnya keluar kota. " bnanya saingan sudah, harus pindah lokasi untuk nuka lapak," katanya.

Dan hasilnya pun mengejutkan. Saat ini banyak pelanggannya dari beberapa daerah di indonesia. Dia menuturkan seperti jambi, medan, kalimantan bahkan ada juga pelanggannya yang berasal dari pulau tertimur indonesia, papua.

Fina menuturkan, bukan berarti dirinya takut akan persaingan pasar yang ada di Lumajang. Namun, jika dihitung, pedagang dan pembelidi Lumajang itu hampir seimbang. "Yang jualan banyak, sedangakan masyaraktanya sedikit," tuturnya.

Tentu, hal itu sebenarnya bisa saja disasiati. Misalkan dengan menaruh dari pada penjual lain. Namun, daia mengatakan, hal itu merupakan persaingan yang kurang sehat, dan memiliki resiko yang cukup besar.

Sehingga, menjualkan produk ke luar kota, menjadi pilihannya selama ini. Selain itu mendapat untung dari hasil penjual. Untung bisa jga di dapat dari ongkos pengiriman barang ke daerah tersebut.

"Kan, sudah ada dua keuntungan yang bisa di dapat ," akunya. Kendati sedemilikan, perjalan mengembangkan bisnis ke luar kota tidak semulus orang lain nilai. Ada banyak kendala yang sering dihadapi Fina.

Diantaranya, pengiriman yang mengalami keterlambatan dan beberapa barang yang rusak saat di perjalanan. "Namanya juga usaha ya, pasti da risiko yang dihadapi," terangnya.

Meski begitu, Fina sudah siap dengan konsekuensi yang akan di dapat. yaitu, jika barang yang dikimkan mengalami kerusakan, mau tidak amu dirinya harus mengganti barang tersebut denagn yang baru. "Kadang ganti baru, atau uang saya kembaliakn," katanya.

Hal itu dilakukan untuk menjaga kepercyaan dari pelanggannya. Sehingga, pelanggan yang berada di luar kota itu, tidak kecewa dengan servis yang dia berikan. "Kalau tidak begitu, mungkin mereka kabur," ujarnya

Selainb memiliki bisnis fashion, ternyata perempuan yang lahir pada 20 Januari 1990 ini juga mahir memasak. Meski selama ini hanya diakui oleh keluarganya saja." Suami dan anak sering bilang enak soalnya," katanya selelu tersenyum.

Segala macam masakan di mpelajari olehnya, dan hal itu pula yang membuat irinya juga akan bergelut dalam bidang kuliner. Ya, Fina berkeinginan untuk memnuka warung nasi goreng. " Sebatas keinginan kalau boleh sama suami," tutupnya. (mar/ras)]



Sumber: Jawa Pos Radar Semeru, Sabtu 15 Oktober 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Susahnya Mengajar Anak TK

Dituntut Perfect

Jadi Storyteller