Kenalkan Polwan ke Sekolah
Pernah Tak Dihiraukan Siswa
Sudah dua tahun Yuke menjadi seorang polisi wanita. Saai ini dia ditugaskna sebagai anggota Subbag Humas polres Lumajang. Perempuan yang akrab dengan hijab ini memiliki tekad mengajak anak-anak untuk mempunya cita-cita sebagai Polwan.Dia menuturkan, pekerjaannya saat ini benar-benar memberikan manfaat terhadap dirinya dan keluarga. Mengapa tidak, pekerjaan yang dijalani selama ini dijalani itu memberikan nilai positif untuknya dan keluarga.
Sehingga, Yuke sama sekali tidak merasa keberatan untuk mengajak anak-nak di sekolah-sekolah untuk memiliki cita-cita sebagai polwan. "Pekerjaan sebagai polwan merupakan pekerjaan yang memiliki nilai," katanya.
Dengan begitu, dia sering kali turun ke sekolah-sekolah terpencil untuk memberikan semgat terhadap ank-anak agar tidak takut untuk bercita-cita menjadi Polwan. Selain itu juga mengajak anak-anak untuk berusaha mengejar cita-cita yang mereka inginkan.
selainmengenalkan polwan, perempuan asl;i Lumjang ini juga mengajak anak-anak peduli terhadap sesama. Dengan melakukan kegitan-kegitan yang berbau sosial seperti membersihkan sekolah secara bersama-sama dan lain sebagainya.
Hal itu, kerapkali dilakukan sela-sela kesibukannya menjadi seorang polsisi wanita. "Namun tidak setiap dilakukan hanya jika ada waktu kosong," aku anak perempuan pasangan Achmad Djaeri dan Tien Hari yati ini.
Perempuan yang juga suka novel ini mengakui, kegitan yang dilakukannya terinpirasi dari salh satu novel yang disukainya. Memiliki pekerjaan apapun, jangan pernah melupakan berbagai terhadap sesama.
Dari isi novel, setiap kali memiliki waktu sanggang Yuke slalu menyempatkan diri untuk berbaur dengan anak anak dan masyarakat. Hal itu dilakukannya agar tidak memutus rasa sosialnya sebagai aparat kepolisian.
Perempuan kelahiran 14 Oktober 1995 ini merasa senang dengan memberikan pemahan terhadap anak sekolah. Sehingga dia menyimpulkan menjadi seorang guru itu gampang-gampang susah. " Ternyta menjadi guru itu gampang-gampang susah." Jelasnya.
Kelakukan siswa yang unik dan cenderung aneh, memahami tiap kali Yuke turun dan memberikan pemahan terhadap ankk-anak. bahkan ketika pertamakali melakukan hal itu, dia pernah tidak dihiraukan oleh semua siswa.
Sehingga menjadi pusat perhatain harus dilakukan. Agar siswa dan siswi bisa dengan serius mendengarkan. "Yang penting terus berusaha untuk bisa menjadi pusat perhatian siswa," Paparnya. (mar/ras)
Sumber: Jawa Pos Radar Semeru, Selasa 09 Agustus 2016
Komentar
Posting Komentar