Dituntut Selalu Tegas
MENJADI seorang pemimpin perempuan, meski hanya dalam skup kampus ternyta berat juga. Salah satu yang menjadi tuturnya adalah bersikap dan bertindak tegas. Meleset sedikit saja, pasti jadi bahan cibiran teman-temannya.
Berani reshufle Pengurus Jika Kinerja
Begitulah yang dialami Heni Ifantara. Mahasiswa asal Dusun Dawuhan Desa Mlawang kacamatan klakah ini merasakan betul tuntutan itu. Terutama sejak menjadi ketua umum perwakilan mahasiswa di kampusnya.Yakni sebagai ketua umum Dewan Perwakilan mahasiswa dikampusnya.
Yakni sebagai ketua umum dewan perwakilan mahasiswa periode 2016-2017. Dengan tujuan menjadikan organisasi menjadi lebih aktif, profesional dan solutif.
Awalnya, perempuan kelahiran Lumajang 24 Oktober 1997 ini merasa tidak menyangka menjadi ketua umum Dewan Perwakilan mahasiswa di kampus ternama di Lumakang itu. "Masih tidak menyangka saja punya jabatan seperti sekrang ini, Ternyta saya dipercya," jelasnya.
Mahasiwa semester 5 jurusan Akutansi ini mengatakan, selama menjadi ketua umum, meskipun perempuan yang dituntut itu cukup bnayk. Salah satunya adalah dituntut punya kualitas yang mumpuni sebagai seorang pemimpin.
Selain itu, alumni SMAN kalakah ini menjelaskan juga dituntuit ketegasanya. Baik dalam berpikir, bertindak maupun bersikap. "Ketegasan sangat diuji untuk memimpin disini, "katanya. Jika tidak tegas, maka dia mengaku akan banyak yang menilai pemimpinya lemah.
Memang dia mengakui selama menjadi ketua umum banyak efek positifnya. Salah satunya bisa dikenal oleh dosen-dosen di akademil, Namun, hal itu tak membuat dia jemawa. Sebab, hal itu semakin membuat tanggung jawabnya tinggi. Salah satunya harus mampu tampil sebagai sosok pemimpin ysng berkualitas.
Selain itu, banyak teman temannya yang barang kali tidak berpikir terkait duka sebagai ketua umum. "Ya dituntut harus mempertahankan semangat para jajaran saya, jalasnya.
Hal itu tidak mudah. Sebab tidak sedikit juga anggotanya ataupun jajarannya yang kinerjanya kurang bagus. Sehingga terpaksa harus dias keluarkan dari kepengurusameskipun beraty hati.
Itu dilakukan dengan tegas karena jika satu norang malas, maka kemalasan itu akan berdampak pada organisasi. "Dan saat satu orangf malas, mahasiswa lain juga akan ketularan malsnya. Makanya, disini kami dituntut tegas," jelas perempuan yang hobi menulis ini.
Tak cuma itu aktivitasnya di kampus. Anak kedua dari tiga bersaudar pasangan Matasim dan Rosima ini ternyta juga aktif dalam organisasi ekstra kampus. Disana amanahnya juga berat. Selain didapuk sebagai pengurus BIdang pemberdayaan perempuan sampai desember 2015, sejak januari 2016 dia juga diminta memegang posisi bendahara umum.
Tentu tugas utu seperti berat. Sebab, selain tanggung jawab di organisasi intra sebagai pumcuk pimpinan, dia juga diwajibkan aktif dalam organisasi ekstra kampus. Urusan bendahara lagi. Tentu setiap hari bersentuhan dengan bagaimana mendapatkan pendanaan untuk semua kegiatan.(fid/ras)
Sumber: Jawa Pos Radar Semeru, Sabtu 29 Oktober 2016
Komentar
Posting Komentar